Dampak yang Ditimbulkan Program
Dalam Media Komunikasi Televisi
Terhadap Anak
Dari Segi Kognitif dan Psikomotorik
ABSTRAK
MUTMAINNA Dampak yang ditimbulkan
program dalam media komunikasi televisi terhadap anak dari segi kognitif dan
psikomotorik. Di bawah bimbingan EKAWATI
SRI WAHYUNI
Televisi merupakan salah satu
media komunikasi yang saat ini telah menyebar di seluruh lapisan masyarakat dan
menjadi salah satu media yang sangat
berperan dalam penyampaian berbagai informasi. Penyampaian informasi
tersebut dikemas sedemikian rupa dalam bentuk berbagai program. Program-program
yang disuguhkan oleh Televisi terdiri atas beberapa macam program dengan kandungan
nilainya masing-masing yang diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat dalam
berbagai kalangan usia khususnya anak-anak. Anak-anak cenderung menonton
program-program yang disiarkan televisi tanpa memedulikan kandungan nilai pada
program tersebut. Hal ini ternyata memberi dampak baik itu positif maupun
negatif terhadap anak khususnya dalam hal kognitif dan psikomotoriknya. Sisi negatif dari program yang kurang
mendidik dan hanya mengandung unsur hiburan semata membuat anak-anak cenderung
semakin malas belajar, namun sisi positifnya program yang mengandung unsur
edukasi sangat membantu menambah pengetahuan anak-anak yang tidak mereka
dapatkan di bangku sekolah. Dalam hal psikomotrik, televisi cukup berperan
dalam perubahan prilaku anak-anak akibat program yang mengandung unsur
kekerasan. Misalnya saja anak menjadi kurang sopan terhadap orang tua dan
bersikap kasar pada teman-temannya.
Kata Kunci: Televisi, program
televisi, aspek kognitif, aspek psikomotorik
BAB
1
PENDAHULUAN
I. 1 LATAR BELAKANG
Televisi
merupakan salah satu media komunikasi yang saat ini telah hampir dimiliki oleh
setiap rumah tangga. Bagaimanapun juga, televisi memiliki kemampuan yang sangat
menakjubkan untuk menembus batas-batas yang sulit ditembus oleh media massa
lainnya. Televisi mampu menjangkau daerah-daerah yang jauh secara geografis, ia
juga hadir di ruang-ruang publik hingga ruang yang sangat pribadi. Televisi
merupakan gabungan dari media dengar dan gambar hidup yang bisa bersifat
politis, informatif, hiburan, pendidikan, atau bahkan gabungan dari unsur-unsur
tersebut.
Thamrin
(2008) menyatakan bahwa siaran-siaran televisi akan memanjakan orang-orang pada
saat-saat luang seperti saat liburan, sehabis kerja bahkan dalam suasana sedang
bekerjapun orang-orang masih menyempatkan diri untuk menonton televisi. Suguhan
program-program acara yang variatif dan menarik telah menjadikan televisi
sebagai salah satu sahabat terdekat keluarga terutama anak.
Menurut
Perserikatan Bangsa-Bangsa, anak-anak di Indonesia terpekur rata-rata lima jam
sehari di depan layar kaca atau total 1.820 jam setahun. Angka ini, menurut
UNICEF, jauh lebih besar ketimbang jumlah belajar mereka yang 1.000 jam setahun di sekolah. Sehingga
dapat dikatakan bahwa kehadiran televisi saat ini telah banyak memberi pengaruh
dalam kehidupan anak-anak.
Televisi
sedikitnya telah banyak mempengaruhi pola perilaku anak-anak, diantaranya dalam
aspek kognitif dan psikomotoriknya. Perilaku anak dalam menonton televisi
terkadang sangat menyita waktu mereka, membuat mereka lupa beraktivitas, dan
pada akhirnya menghancurkan gairah belajar mereka. Anak-anak lebih memilih
menunda mengerjakan tugas sekolah mereka demi menonton sebuah siaran yang
mereka tunggu. Dari segi psikomotoriknya, anak-anak cenderung mencontoh apa
yang mereka lihat dalam televisi tanpa mengetahui apakah hal tersebut
mengandung nilai positif atau bahkan sebaliknya. Namun tidak dapat dipungkiri
juga bahwa televisi pun memberi dampak positif
terhadap perilaku anak. Televisi mampu mengemas programnya semenarik
mungkin sehingga lebih mudah diterima oleh anak-anak dan pada akhirnya menambah
pengetahuan mereka.
I.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana
dampak yang ditimbulkan program dalam media komunikasi televisi terhadap
perkembangan anak dari segi kognitif dan psikomotorik ?
I.3 TUJUAN
Penulisan
makalah dilakukan yakni bertujuan untuk menganalisa dampak yang ditimbulkan
program dalam media komunikasi televisi terhadap perkembangan anak dari segi
kognitif dan psikomotorik.
BAB 2
PEMBAHASAN
1.
Perkembangan
Media Komunikasi Televisi
Siaran
televisi pertama di Indonesia ditayangkan pada tanggal 17 Agustus 1962
bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke XVII.
Siaran tersebut berlangsung mulai pukul 07.30 sampai pukul 11.02 waktu
Indonesia bagian barat untuk meliput upacara peringatan hari Proklamasi di
Istana Negara. Inilah momentum dimana Indonesia mengukuhkan diri sebagai Negara
Asia ke empat yang memiliki media penyiaran televisi setelah Jepang, Philipina
dan Thailand. (Sudibyo 2004)
Pernyataan
mengenai posisi Indonesia sebagai negara ke empat di kawasan Asia yang mengukuhkan
diri memiliki media komunikasi televisi pun tidak jauh berbeda dengan pendapat
Freddy H. Istanto[1]
sebagai berikut:
“... Di kawasan Asia, Indonesia
bukanlah negara pertama yang mengawali pertelevisian. Adalah Jepang yang jauh
sebelumnya melakukan penelitian-penelitian tentang televisi. Pada tahun 1953
NHK telah melakukan siaran televisi untuk pertama kali yang diikuti oleh Filipina
di tahun yang sama. Demikian pula Thailand memiliki teknologi pertelevisian
sejak tahun 1955. Sedangkan RRC baru melakukannya tahun 1962, tahun yang sama
dengan Indonesia. ...” (Istanto 1999:100).
Selanjutnya
Sudibyo (2004) juga menyatakan bahwa liputan perdana TVRI adalah upacara
pembukaan Asian Games ke IV di
Stadion Utama Senayan Jakarta. Liputan pertama TVRI ini dikoordinir oleh Organizing Comitte Asian Games IV[2],
di bawah naungan Biro Radio dan televisi Departemen Penerangan. Pada tanggal 12
November 1962, TVRI mengudara secara reguler setiap hari. TVRI pertama kali
menanyangkan iklan 1 Maret 1963, seiring ditetapkannya TVRI sebagai televisi
berbadan hukum yayasan melalui keputusan Presiden RI Nomor 215 tahun 1963. Saat
ini siaran telah dapat menjangkau hampir semua provinsi di seluruh Indonesia
berkat pemanfaatan satelit Palapa bahkan mampu pula menjangkau wilayah Asean.
Munculnya TVRI kemudian disusul pula dengan munculnya stasiun-stasiun televisi
swasta lainnya.
1.1 Contoh Kasus Dampak Program dalam Media
Komunikasi Televisi terhadap Anak
Berbagai macam program
variatif yang ditayangkan oleh televisi. Pada umumnya program-program tersebut
ternyata lebih banyak menampilkan unsur hiburan daripada unsur pendidikan.
Program hiburan inilah yang banyak disukai oleh anak-anak. Faktanya, program-program tersebut ternyata
memberi dampak terhadap anak-anak. Jodhi Yudono (2008) menyatakan bahwa tayangan
film kartun yang disiarkan stasiun televisi swasta di Indonesia, harus
diwaspadai karena dapat membahayakan perkembangan mental dan interaksi sosial
anak. Beberapa film kartun produk luar negeri lebih banyak menampilkan
kekerasan, bahasa yang kasar dan lebih bersifat merendahkan. Pengaruh tersebut
menyebabkan anak-anak tidak tahu lagi sopan-santun terhadap orang tua. Tidak
hanya itu, Isman (2009) dalam Kompas menyatakan berdasarkan Laporan Komnas
Perempuan Tahun 2006, ada kecenderungan meningkatnya perilaku kekerasan terhadap
perempuan. Kasus kekerasan terhadap perempuan telah mencapai angka di atas
20.000 kasus. Siaran televisi yang suka menunjukkan perilaku kekerasan
disinyalir sebagai penyebab utamanya.
2.
Program Siaran Media Komunikasi televisi
Televisi
menyiarkan berbagai macam program-progam semenarik mungkin untuk menarik minat
khalayak umum. Menurut Morissan (2008) Jenis program televisi pun dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu : program
informasi (berita) dan program hiburan (entertainment). Selain itu, terdapat pula pembagian program
berdasarkan sifat faktual atau fiktif. Program faktual meliputi program berita,
dokumenter, dan reality show[3].
Program yang bersifat fiktif berupa program drama atau komedi.
Jahja
dan Irvan (2006) mengemukakan bahwa terdapat empat kategori tayangan televisi.
Keempat kategori tersebut yaitu drama, non-drama, informasi dan iklan.
a.
Jenis
drama adalah film dan sinetron
b.
Jenis
non-drama meliputi acara-acara variety
show[4], reality show, kuis, musik dan bentuk
hiburan lain selain drama.
c.
Kategori
informasi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Public
Service Annoucment (PSA), infotainment dan pendidikan masyarakat. Jenis PSA
meliputi film dokumenter, berita, siaran olahraga dan tayangan informasi umum.
d.
Kategori
yang terakhir, iklan, meliputi dua jenis yaitu iklan layanan masyarakat dan
iklan komersial.
2.1 Dampak Program Televisi Terhadap Anak dari Segi
Kognitif
Televisi merupakan salah satu media
komunikasi yang memiliki berbagai macam program variatif dan menarik. Suguhan
program-program acara yang variatif dan menarik tersebut telah menjadikan
televisi sebagai salah satu benda yang
sangat penting bahkan sangat sulit dipisahkan dari anak. Toriza (2010)
menyatakan bahwa anak cenderung hanya menonton program siaran televisi yang
menghibur seperti film kartun dan film anak lainnya. Jarang sekali anak yang
suka menonton acara televisi yang bersifat informatif seperti berita.
Selanjutnya
Toriza (2010) kembali menyatakan bahwa televisi sedikitnya telah banyak
mempengaruhi pola perilaku anak-anak, salah satunya adalah mempengaruhi
perilaku belajar anak, salah satunya dalam hal kognitif. Perilaku anak menonton
televisi kadang sangat menyita waktu mereka, membuat mereka lupa beraktivitas,
dan pada akhirnya menghancurkan gairah belajar mereka. Anak-anak memiliki
perilaku untuk menunda tugas-tugas sekolah mereka demi menonton sebuah film
yang mereka tunggu. Frekuensi dan lama menonton televisi pada anak-anak pun
kini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan frekuensi mereka belajar atau
mengaji. Sesuai dengan data pada tabel 1 mengenai dampak yang disadari anak
akibat sering menonton televisi, sebanyak 80,1 % anak yang menjadi malas
belajar.
Tabel 1 Dampak yang Disadari Anak Akibat
Sering Menonton Televisi
Dampak
%
Malas
Belajar
80,1
Tidak suka baca buku
66,3
Sumber
: www.Kompas.com
Hal
tersebut telah meresahkan banyak pihak karena dampak negatif dari televisi
telah berpengaruh terhadap cara belajar anak yang tentunya dapat berpengaruh
pula terhadap kualitas sumber daya manusia kedepannya apabila semakin dibiarkan.
Namun selain itu, terdapat dampak lain yang ditimbulkan program televisi dalam
hal postif yakni stasiun televisi saat ini telah mampu mengemas
program-programnya semenarik mungkin, ilustratif, ringan dan tanpa membutuhkan
pemikiran yang sulit, sehingga anak-anak mudah untuk menangkap pesan yang ingin
disampaikan. Kelebihan televisi tersebut membuat program yang menyangkut
hal-hal mengenai pendidikan akan lebih mudah diterima oleh anak-anak sehingga
pada akhirnya akan menambah wawasan dan pengetahuan anak tersebut. Dampak
positif lainnya yakni anak menjadi lebih cerdas sehingga ia mampu membedakan
mana yang baik dan mana yang buruk. Selanjutnya, program-program televisi saat ini pun sangat
membantu dalam mengembangkan keterampilan yang dimiliki anak itu sendiri.
2.2 Dampak Program Televisi Terhadap Perkembangan Anak
dari Segi Psikomotorik
Seiring
dengan maraknya stasiun televisi swasta yang hadir di Indonesia maka persaingan
diantara stasiun televisi semakin tinggi sehingga mereka berlomba-lomba untuk
mendapatkan rating yang tinggi. Salah
satu cara memperoleh rating tinggi
yakni dengan menayangkan sinema elektronik atau lebih dikenal dengan istilah
sinetron. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa sinetron menjadi salah satu program
yang digemari berbagai macam lapisan masyarakat dan salah satunya anak-anak.
Banyaknya jumlah sinetron menimbulkan kekhawatiran banyak pihak mengenai dampak
yang akan dialami anak-anak, karena di dalam sinetron banyak terkandung muatan
negatif dan sering menampilkan adegan-adegan anti-sosial. (Yuritsa 2011)
Tayangan
sinetron pun semakin hari semakin banyak dilirik anak-anak. Hal tersebut
terlihat dari grafik program televisi yang tertera pada lampiran dan
menjelaskan bahwa tayangan sinetron merupakan program televisi yang mendapatkan
perhatian yang cukup tinggi diantara program-program televisi lainnya. Program-program
yang cenderung mengandung muatan negatif dan ditayangkan televisi ini membuat
berbagai kalangan khususnya orang tua menjadi resah. Dari segi psikomotoriknya, anak-anak
cenderung meniru dan melakukan apa yang mereka lihat. Prilaku negatif pun mulai
muncul contohnya anak-anak menjadi kasar kepada orang-orang disekitarnya.
Mereka sering mengeluarkan kata-kata kotor yang belum pantas dikatakan anak
seusianya, bahkan mereka tidak segan-segan memukul orang lain.
Selanjutnya
dampak lain dari program dalam media komunikasi televisi yang berpengaruh
terhadap anak dari segi psikomotoriknya yakni moralitas anak menjadi negatif
disebabkan mereka cenderung lebih meniru nilai-nilai negatif yang terkandung
dalam program televisi yang sering mereka lihat. Ditambah lagi kebanyakan anak
menjadi pasif dalam membangun hubungan sosial dengan lingkungannya akibat dari
kecanduan menonton televisi sehingga mengurangi lingkup pergaulannya dengan
masyarakat luas dan tidak heran lagi jikalau anak-anak kecil sekarang pun secara
tidak langsung sedikit demi sedikit terdidik untuk berprilaku konsumtif.
BAB
3
PENUTUP
1.
SIMPULAN
Secara keseluruhan dari pembahasan di
atas, dapat disimpulkan bahwa dampak yang ditimbulkan oleh program dalam media
komunikasi televisi terhadap anak lebih cenderung mengarah ke aspek kognitif dan
psikomotoriknya. Dari segi kognitif, televisi berdampak terhadap prilaku
belajar anak sehari-hari yang cenderung
semakin malas belajar, namun disisi lain
televisi pun memberi dampak positif yakni menambah pengetahuan
anak-anak. Dari segi psikomotriknya, televisi lebih banyak berdampak negatif
dibandingkan positif terbukti dari pola prilaku anak-anak yang semakin kasar
dan kurang sopan.
2.
SARAN
Mengetahui besarnya dampak yang dapat
ditimbulkan oleh televisi terhadap perkembangan anak-anak, maka saya menyarankan
kepada seluruh pembaca khususnya orang tua agar memperketat pengontrolan
terhadap program-program televisi yang sering ditonton oleh anak-anak. Selain
itu, orang tua pun harus memberikan perhatian dan bimbingan yang lebih intensif
lagi agar timbul pengertian dalam diri anak-anak mengenai program-program yang
baik dan tidak baik untuk ia tonton.
DAFTAR
PUSTAKA
Isman.
2009. Televisi jangan tayangkan sosok perempuan teraniaya. [Internet]. [diunduh
1 Desember 2011]. Kompas. Dapat diunduh dari: http://nasional.kompas.com
Istanto
FH. 1999. Peran televisi dalam
masyarakat citraan dewasa ini. [Internet]. [diunduh 11 November 2011]. Surabaya
[ID]: Universitas Kristen Petra. Dapat diunduh dari: http://puslit.petra.ac.id/journals/design/
Jahja
RS, Irvan M. 2006. Menilai tanggung jawab sosial televisi. Jakarta [ID]:
Piramedia. 114 hal.
Morissan
MA. 2005.Media penyiaran : strategi mengelola radio dan televisi. Jakarta [ID]:
Ramdina Prakarya
Nielsen
Media Research. 2003. Top 10 program televisi dengan rating tertinggi.
[Internet]. Dapat diunduh dari: http:// research.marketing.co.id
Sudibyo
A. 2004. Ekonomi politik media siaran. Yogyakarta [ID]: LKS
Thamrin
R. 2008 8 Juni. Matikan televisi anda ! Harian
Umum Republika.
Toriza
V. 2010. Hubungan
terpaan media televisi dengan belajar kognitif pada anak. [Skripsi]. Bogor
[ID]: Institut Pertanian Bogor. 121 hal.
Yudono
J. 2008. Tayangan kartun bahayakan perkembangan anak. [Internet]. [diunduh 1
Desember 2011]. Kompas. Dapat diunduh dari : http://nasional.kompas.com
Yuritsa DCA. 2011. Persepsi Remaja Terhadap Unsur Kekerasan Dalam
Sinetron Televisi. [Skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor. 200 hal.
[1]
Dosen
Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain - Universitas
Kristen Petra.
[2] Organisasi
yang sengaja dibentuk khusus untuk event Asian
Games IV.
[3]
Reality show adalah
suatu acara yang menampilkan realita kehidupan seseorang yang bukan
selebriti (orang awam), lalu disiarkan melalui jaringan TV, sehingga bisa dilihat masyarakat. Reality show tak sekedar mengekspose
kehidupan orang, tetapi juga ajang kompetisi, bahkan menjahili orang.
[4] Suatu
pertunjukan hiburan contohnya tarian,
lagu-lagu, komedi dll.